PELAPISAN MASYARAKAT
Lingkungan
sosial merupakan suatu wilayah untuk bersosialisasi
atau berinteraksi antar masyarakat. Lingkungan sosial di suatu wilayah dengan
wilayah lain tentunya berbeda karena dalam pembentukannya, lingkungan sosial
ini dipengaruhi secara langsung oleh masyarakat. Perbedaan tersebut terdapat di
dalam proses interaksi.
Setiap individu
memiliki pandangan, gaya bersosialisasi dan gaya hidup yang berbeda-beda. Dalam
prosesnya, masing-masing individu akan bersosialisasi sesuai dengan caranya dan
menunjukkan gaya hidupnya terhadap masyarakat. Cara bersosialisasi ataupun pandangan
sosial tersebut biasanya dilihat dari status pada setiap individu, terutama
mengenai status pendidikan dan status ekonomi. Status tersebut dapat dilihat
dari gaya hidup masing-masing individu. Seseorang yang memiliki status yang
sama dengan orang lain dianggap sederajat atau setingkat, sedangkan yang tidak
sama dianggap berbeda level atau tingkat, bisa lebih tinggi atau lebih rendah
dari orang tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya perbedaan-perbedaan
tersebut maka terbentuk pelapisan pada masyarakat atau disebut juga sebagai
stratifikasi sosial. Hal inilah yang akan saya bahas lebih lanjut pada tulisan
ini.
Negara Indonesia ini sangatlah luas, namun dalam tulisan
ini saya hanya mengambil contoh pada lingkungan sekitar saya yaitu di daerah
Mustikasari RT.02/04, Kel.Mustikasari, Kec.Mustikajaya, Kota Bekasi. Hal
pertama yang saya lihat adalah dari segi ekonomi masyarakat sekitar. Jumlah
penduduk di daerah ini sekitar 200 keluarga. Mereka memiliki berbagai macam
pekerjaan, dimulai dari PNS, pegawai swasta, wiraswasta, buruh pabrik, sampai
pedagang.
Sudah sangat jelas
bahwa yang berada di kalangan atas adalah yang bekerja sebagai PNS dan pegawai
swasta sedangkan kalangan bawah adalah yang berprofesi sebagai pedagang biasa.
Hal ini dapat dilihat dari gaya hidupnya. Yang paling jelas adalah pada harta
kekayaannya, seperti kendaraan yang digunakannya, model bangunan rumahnya, model
berpakaian, dll. Seseorang yang memiliki rumah mewah, memiliki mobil, sering
menggunakan pakaian bagus dan mahal dianggap berada di kalangan atas. Sedangkan
yang memiliki rumah sederhana, memiliki motor ataupun bahkan yang tidak
mempunya kendaraan, menggunakan pakaian yang biasa dianggap berada di kalangan
bawah. Tidak hanya itu, derajat seseorang juga dilihat dari pendidikan anak-anaknya,
misalnya jika seorang anak yang disekolahkan di sekolah mahal dan ternama juga
dianggap berada di kalangan bawah, begitu juga sebaliknya.
Terkadang hal seperti
ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial. Orang-orang yang berada di kalangan
atas terkadang kurang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, terkadang
mereka suka menganggap rendah orang lain. Mereka cenderung bersifat angkuh dan
tidak peduli dengan orang lain. Mereka lebih bersifat individualis. Hal inilah
yang terkadang dapat menjadi penyebab masalah dalam masyarakat. Namun, tidak
semua orang seperti itu. Ada juga yang suka membantu terhadap orang lain. Semua
ini kembali ke dalam diri masing-masing. Lalu, untuk masyarakat yang berada di
kalangan bawah, mereka lebih suka bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Terkadang jika mereka datang ke rumah mewah ataupun berbicara dengan
orang-orang yang berada di kalangan atas, mereka agak merasa segan ataupun
merasa minder terhadap dirinya sendiri. Akibatnya, orang-orang yang berada di
kalangan atas akan lebih dihormati oleh orang-orang yang berada di kalangan
bawah. Hal seperti ini yang sangat mendukung pelapisan di dalam masyarakat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi hal utama
dalam pembentukkan lapisan pada masyarakat adalah status ekonominya. Semakin
tinggi nilai ekonomi yang dimiliki oleh seseorang maka semakin tinggi juga
derajatnya, begitu juga sebaliknya.
Oleh karena itu, saran
saya agar tidak terjadi kesenjangan sosial di dalam masyarakat adalah kita
sebagai warga Negara yang baik harus saling tolong menolong terhadap sesama,
berperilaku baik, dan tidak memandang rendah orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar